5
permainan tradisional yang sudah di tinggalkan oleh anak-anak masa kini
1.
Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang
ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Sebagian besar
gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan
lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing.
Tali gasing umumnya dibuat dari
nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali
gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan
Permainan gasing
juga memiliki nilai moral yaitu gasing mengajarkan kita tentang tentang arti
keseimbangan hidup, hidup sama seperti gasing yang bila gasing itu seimbang
maka akan bertahan lama dalam berputar. Seperti itu pula kehidupan bila kita
seimbang antara jasmani dan rohani maka insyaallah umur kita juga akan lama.
2.
Yo-yo
Yo-yo adalah suatu permainan yang
tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu,
atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang
digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya
bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan
yang populer di banyak bagian dunia.
Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada
jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang
mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang
memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan
pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali
akan kembali tergulung dalam celah sumbu.
Yo-yo di
zaman modern seperti saat ini banyak di kembangkan menjadi yang lebih modern
tetapi cara bermain nya masiih sama seperti dasar permainan yoyo. Permainan yo-yo
juga memiliki nilai moral yang sangat penting untuk kehidupan, yoyo di mainan
itu di turunkan ke bawah lalu ke atas maka dari cara bermain itu bila di
hubungkan ke kehiudpan kita itu sangat erat hubungannya yaitu sama seperti
kehidupan manusia ada yang di atas dan juga ada yang di bawah dan sewaktu-waktu
entah kapan itu akan berbalik yang di atas akan menjadi yang di bawah dan
sebalikhya dan di harapkan untuk terus berusaha dan terus beribadah kepada
sayng pencipta kita.
3.
Gundu (kelereng)
Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari
kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya 1,25 cm.
Permainan kelereng ini biasanya dimainkan oleh anak sekolah dasar umur 7 tahun.
Ternyata, kelereng juga dapat ditemukan di belahan dunia lain.
Sejak abad ke-12, di Prancis,
kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda,
kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk
menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat
dari marmer yang didatangkan dari Jerman.
Di permainan kelereng ini tidak mempunyai cara bermain yang tetap
tetapi di setiap permainan kelereng ini mempunyai peraturannya sendiri-sendiri
tergantung wilayahnya dimana dan di setiap wilayah itu sendiri berbeda-beda
peraturan nya.
4.
Taplak gunung
Permainan Engklek atau
taplak gunung atau juga sudamanda adalah permainan tradisional di indonesia. Permainan engklek ini sangat baik untuk anak – anak
dikarenakan anak akan belajar bersosialisasi dan juga baik untuk kesehatan
karena permainan ini cukup banyak gerakan sehingga mengurangi peningkatan
obesitas pada anak.
Cara bermainya pertama kita menggambar di atas tanah ataupun di
jalan 8 kotak dan setengah lingkaran di bagian atas sendiri. Lalu kita beri
nomor pada masing kotak. Kemudian yang di gambar setengah lingkaran itu diberi
nomor sembilan dan dibagian setengah lingkarannya diberi nomor sepuluh.
Permainan ini biasanya di mainkan oleh anak perempuan, tetapi anak
laki-laki juga kadang ikut bermain. Setelah itu kalau jumlah pemainnya hanya
dua orang cukup melakukan suit untuk menentukan siapa yang main terlebih dahulu.
Tapi kalau lebih dari dua bisa lakukan dengan cara hompimpa. Akan tetapi
kadang-kadang untuk menentukan siapa yang duluan bermain adalah dengan cara
siapa yang lempar gacoannya yang berupa batu atau pecahan genteng tersebut,
tepat pada kotaknya dan juga yang paling jauh pada nomor di kotaknya. Yang
paling dekat akan mendapat urutan bermain pertama dan yang paling jauh mendapat
urutan paling akhir. Lalu setelah itu pemain mesti meloncat dari satu kotak ke
kotak lainnya dengan satu kaki, terserah mau kaki kanan atau kiri yang jadi
tumpuannya.
Lalu kalau gacoannya sudah mencapai pada nomor sembilan, maka si
pemain harus mengambilnya dengan cara menghadap ke belakang dan berjongkok,
tangan kita gak boleh sampai menyentuh garis kotak, kalau sampai menyentuh garis
kotak maka pemain tersebut gagal dan harus diganti pemain lainnya. Sebelumnya
bertepuk tangan 3 kali, barulah mengambil gacoannya dengan menghadap ke
belakang. bila sudah maka pemain itu mendapat bintang dan pada kotak bitang itu
dia dapat berdiri dengan 2 kaki nya sekaligus dan pemain lain dilarang
menginjak kotak bintang tersebut.
Permainan taplak gunung ini melatih otot anak-anak supaya bisa
melompat sejauh mungkin dan bisa menyeimbangkan tubuhnya dengan hanya
menggunakan 1 kaki saja .
5.
Petak umpet
Rok Umpet
dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan petak umpet. Salah satu permainan
tradisional yang populer hampir di seluruh wilayah Indonesia, tentu saja
mungkin dengan nama yang berbeda-beda.
Permainan ini tidak menggunakan alat apapun, namun hanya
memerlukan sebuah tembok, pohon atau media yang bisa digunakan untuk membantu
menutup mata bagi si lakonnya. Biasanya si-lakon akan menutup mata dan tidak
boleh menoleh sebelum hitungannya usai (minimal sampai 10 hitungan). Sementara
teman – teman yang lain berusaha untuk bersembunyi agar tidak terlihat oleh
si-lakon.
Apabila
si-lakon sedang mencari tempat persembunyian teman-temannya, maka yang lain
harus lari dan menyentuh tempat si-lakon tadi berjaga. Namun jangan sampai
“keduluan” oleh si-lakon. Apabila “keduluan”, maka pada permainan selanjutnya,
yang menjadi si-lakon gantian dengan yang tadi kalah dalam adu lari.
Sekian
postingan saya kali ini semoga dapat melestarikan permainan tradisional dan dapat di main kan kembali, di kenalkan kepada anak-anak yang belum mengetahui sebelumnya permainan ini. Terima kasih semoga bermanfaat J